Greenwich, 6th May 2024
My literally new life has begun officially once I received the divorced letter.
Dengan segala kebohongan dan entah berapa dia bayar pengacara untuk menjual kredibilitasnya untuk bisa memvalidasi perceraian adalah hal yang saya sadari betapa mengerikannya UANG bisa bekerja di dunia ini.
Permainan kotor dengan segala cara yang disaksikan oleh ibu dan adik nya adalah hal mengerikan lainnya yang saya saksikan dengan mata kepala saya sendiri. ditambah dengan ujaran perkataannya "sudah syukur saya tidak jahat dengan mengajukan gugatan hak asuh anak".
Seorang dr.Rizky Julana, SpOT telah jauh meninggalkan dignity seorang rizky julana biasa yang saya kenal. Akhirnya dia menampakkan air muka aslinya dan tentu saja sangat sakit saya menyadari itu semua. seseorang yang bertahun-tahun saya elu-elukan, berbagi selimut, saya junjung, hormati sebagai suami dan bapak dari anak-anak saya ternyata bisa berlaku seperti itu. saya yang tetap bertahan sekalipun banyak kejutan2 yang dia buat dan memberi sejuta maaf tapi pada akhirnya dia lah yang memberikan luka terdalam, luka psikis dan batin yang entah sampai kapan saya harus berjuang untuk memulihkannya. Belum lagi trauma-trauma membekas yang membuat saya bergidik, anxious, panic attack ketika saya berhadapan dengan manusia-manusia yang alim, ummu/abu..., cadar, dan hal-hal lainnya. Sampai saya pernah berada di satu titik untuk menutup diri dari lingkungan itu, membenci dan mengutuknya atas kedzaliman yang mereka bersembunyi dibalik hal-hal keagamaan yang ditampakkan, hanya untuk apa? PENCITRAAN... shalih dan shalihah versi mereka. Entah Allah mana yang mereka sembah dan amalan nabi mana yang mereka jadikan hujjah... hanya karena saya tidak sempurna lalu dijadikan hujjah untuk mencari kesempurnaan paripurna versinya?
Hai Bung! Anda bahkan jauh dari kata cukup.. konon lagi sempurna!
tapi.... hidup harus terus berjalan bukan? obat demi obat... konseling demi konseling, emergency demi emergency panic attack entah bagaimana saya menghitungnya ketika tak terbilang lagi. Belum lagi, rasa rendah diri, kepercayaan yang dirampas dan air mata yang mungkin saat ini bisa dijadikan danau air mata feni amriani.
Eh tapi... Feni Ummu Harits adalah wanita yang kuat, InsyaAllah. Allah saya yang terus menguatkan dan memberikan kekuatan yang entah darimana dan menghadirkan banyak orang baik, kesempatan baik dan kemudahan-kemudahan... sekalipun saya masih harus menghadapi arogansi egoisme lelaki itu dan beberapa manusia dengan kualitas rendah.
Di tulisan ini saya hanya ingin memuntahkan kekesalan saya atas langkah jahat lelaki itu.
Salah satu langkah jahatnya adalah menunda membayar hutang pinjaman bank. Pinjaman bank yang dulu kami ajukan untuk membantu kelancaran kehidupannya dan keluarga kami saat dia menempuh pendidikan spesialisnya. sebenarnya banyak pengorbanan yang tidak bisa diukur dengan uang yang dia tidak mengalami apa yang saya alami bersama anak-anak. Saya harus mengiba dan mencoba menyadarkan dia melalui anak-anak, jelas itu sesuatu yang mengganggu saya. kekikirannya dan caranya membuat saya tidak pernah bisa mencari cara untuk keluar dari rasa benci kepadanya. Apa sih yang kamu alami sampai kamu harus berbuat begitu pada saya? seandainya ada timbangan, lebih beratkah uang yang dikeluarkannya dengan jerih, payah, keringat, air mata, beban dan pengorbanan yang selama ini saya pikul?
Saya berusaha menyelami kekikiran manusia itu, tapi tidak pernah menemukan alasan yang patut, justru sebaliknya hanya rasa sakit dan tangisan karena saya kok harus dipertemukan manusia jenis itu.
Untungnya ada banyak manusia jenis lain yang mampu membuat saya menghela nafas dan maju dengan apapun yang sudah diberikan pada saya saat ini. SYUKUR. karena hanya itu yang memberikan saya kekuatan ketika tangisan terisak itu datang hanya sekedar untuk melepaskan kesakitan yang dihujamnya.
Saya masih beriman. Allah bersama saya dan anak-anak. saya yakin itu sampai nafas terakhir saya.
Wallahul Musta'an
💖 Feni 💖