Selasa, 07 Mei 2024

Welcoming New Life and Status in UK

 Greenwich, 6th May 2024

My literally new life has begun officially once I received the divorced letter. 

Dengan segala kebohongan dan entah berapa dia bayar pengacara untuk menjual kredibilitasnya untuk bisa memvalidasi perceraian adalah hal yang saya sadari betapa mengerikannya UANG bisa bekerja di dunia ini. 

Permainan kotor dengan segala cara yang disaksikan oleh ibu dan adik nya adalah hal mengerikan lainnya yang saya saksikan dengan mata kepala saya sendiri. ditambah dengan ujaran perkataannya "sudah syukur saya tidak jahat dengan mengajukan gugatan hak asuh anak". 

Seorang dr.Rizky Julana, SpOT telah jauh meninggalkan dignity seorang rizky julana biasa yang saya kenal. Akhirnya dia menampakkan air muka aslinya dan tentu saja sangat sakit saya menyadari itu semua. seseorang yang bertahun-tahun saya elu-elukan, berbagi selimut, saya junjung, hormati sebagai suami dan bapak dari anak-anak saya ternyata bisa berlaku seperti itu. saya yang tetap bertahan sekalipun banyak kejutan2 yang dia buat dan memberi sejuta maaf tapi pada akhirnya dia lah yang memberikan luka terdalam, luka psikis dan batin yang entah sampai kapan saya harus berjuang untuk memulihkannya. Belum lagi trauma-trauma membekas yang membuat saya bergidik, anxious, panic attack ketika saya berhadapan dengan manusia-manusia yang alim, ummu/abu..., cadar, dan hal-hal lainnya. Sampai saya pernah berada di satu titik untuk menutup diri dari lingkungan itu, membenci dan mengutuknya atas kedzaliman yang mereka bersembunyi dibalik hal-hal keagamaan yang ditampakkan, hanya untuk apa? PENCITRAAN... shalih dan shalihah versi mereka. Entah Allah mana yang mereka sembah dan amalan nabi mana yang mereka jadikan hujjah... hanya karena saya tidak sempurna lalu dijadikan hujjah untuk mencari kesempurnaan paripurna versinya? 

Hai Bung! Anda bahkan jauh dari kata cukup.. konon lagi sempurna!

tapi.... hidup harus terus berjalan bukan? obat demi obat... konseling demi konseling, emergency demi emergency panic attack entah bagaimana saya menghitungnya ketika tak terbilang lagi. Belum lagi, rasa rendah diri, kepercayaan yang dirampas dan air mata yang mungkin saat ini bisa dijadikan danau air mata feni amriani. 

Eh tapi... Feni Ummu Harits adalah wanita yang kuat, InsyaAllah. Allah saya yang terus menguatkan dan memberikan kekuatan yang entah darimana dan menghadirkan banyak orang baik, kesempatan baik dan kemudahan-kemudahan... sekalipun saya masih harus menghadapi arogansi egoisme lelaki itu dan beberapa manusia dengan kualitas rendah.

Di tulisan ini saya hanya ingin memuntahkan kekesalan saya atas langkah jahat lelaki itu. 

Salah satu langkah jahatnya adalah menunda membayar hutang pinjaman bank. Pinjaman bank yang dulu kami ajukan untuk membantu kelancaran kehidupannya dan keluarga kami saat dia menempuh pendidikan spesialisnya. sebenarnya banyak pengorbanan yang tidak bisa diukur dengan uang yang dia tidak mengalami apa yang saya alami bersama anak-anak. Saya harus mengiba dan mencoba menyadarkan dia melalui anak-anak, jelas itu sesuatu yang mengganggu saya. kekikirannya dan caranya membuat saya tidak pernah bisa mencari cara untuk keluar dari rasa benci kepadanya. Apa sih yang kamu alami sampai kamu harus berbuat begitu pada saya? seandainya ada timbangan, lebih beratkah uang yang dikeluarkannya dengan jerih, payah, keringat, air mata, beban dan pengorbanan yang selama ini saya pikul? 

Saya berusaha menyelami kekikiran manusia itu, tapi tidak pernah menemukan alasan yang patut, justru sebaliknya hanya rasa sakit dan tangisan karena saya kok harus dipertemukan manusia jenis itu. 

Untungnya ada banyak manusia jenis lain yang mampu membuat saya menghela nafas dan maju dengan apapun yang sudah diberikan pada saya saat ini. SYUKUR. karena hanya itu yang memberikan saya kekuatan ketika tangisan terisak itu datang hanya sekedar untuk melepaskan kesakitan yang dihujamnya. 

Saya masih beriman. Allah bersama saya dan anak-anak. saya yakin itu sampai nafas terakhir saya. 


Wallahul Musta'an

💖 Feni 💖

Minggu, 17 September 2023

Lesson Life Learned 2023

 Forest Side, 17 September 2023

Almost end of year 2023, ga terasa hampir 3 tahun hidup tanpa "suami" yang tidak ada role nya kecuali urusan finansial. Luka demi luka yang selalu kuberusaha untuk mengobatinya, konseling demi konseling dan obat dari hari ke hari hanya untuk membuat pikiran ini kembali normal. 

Kalau difikir, kadang aku bertanya kenapa aku sampai ada di titik ini, karena kealfaan seorang laki-laki, imam yang masih menginginkan pernikahan tapi hanya memberikan luka batin besar yang melarikan diri dan tidak bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Melupakan dan menolak untuk mengakomodasi kemarahan dan kekecewaan atas pengorbanan selama ini. Justru hanya memaksakan kehendak. Aku membuka sebesar-besarnya kesempatannya untuk tesadar tapi tak sebegitu kuat keinginannya memperbaiki dengan kembali pada komitmen awal yang dulu disepakati. 

Perselingkuhan- demi perselingkuhan, kebohongan demi kebohongan, puncaknya saat seorang wanita masuk dan menginvasi saya dan tanpa membela saya, wanita yang bertahun-tahun mengawalnya dan berjuang demi keluarga. Sedih sekali tapi, apalah mampuku untuk mengembalikan dirinya yang dulu... aku tidak cukup cantik baginya, hatiku tidak cukup dipandang baik baginya. pada akhirnya, aku bahkan masih menunggu itikadnya sampai detik terakhir hingga pengajuan cerai itu terwujud. Hal yang terbayang adalah anak-anak... tapi, aku ternyata sudah berada di titik lelah untuk berjuang demi kebahagiaan orang lain dan mengabaikan perasaan dan abai dalam memberikan diri ruang untuk marah dan mengembalikan segenap kepercayaan diri. 

Yang selalu diangkat olehnya adalah dua tahun terakhir ini, dimana hati telah terpaut pada seorang laki-laki dan pernah mengisi kekosongan hati. egonya jauh lebih besar dan dianggap tidak berbanding atas apa yang dia lakukan padaku selama bertahun-tahun bahkan membiarkan seorang perempuan masuk dan melempar kotoran ke mukalu, istrinya, ibu dari anak-anaknya. 

tak pernahkah terfikir olehnya bahwa laki-laki itu hadir dan masuk akibat segala perbuatannya yang menciptakan ruang kosong yang sangat besar dihatiku? hilang arah dan tujuan bahkan kehilangan diri sendiri. 

tak pernahkah terfikir bahwa saya hampir menguburkan diri ini, ingin menenggelamkan segala kesedihan selama ini karena terlalu lelahnya saya berusaha.... 

dengan segala upayaku, yang tetap ditempuhnya hanya memaksakan ego dan tetap ingkar pada ajakanku untuk kembali membangun kekuatan dan kebersamaan diatas pilar-pilar yang telah rapuh. dia tahu bahwa itu sulit, tapi pernahkah terfikir bahwa aku masih ingin berjuang dan keluar dari zona kenyamanan ego masing-masing? Saya masih punya mimpi-mimpi itu yang hadir di setiap malam, kegigihan saya menguatkan diri saya membesarkan anak-anak sendiri dan menguatkan hati bahwa akan ada taman indah untuk dinikmati bersama-sama... menemani anak-anak, bersenda gurau dan cinta di masing-masing hati sampai ajal menjemput dan menghabiskan waktu tua bersama. 

Semua kini hanya abu...dan debu 


welcome new life 


Feni


Sabtu, 16 September 2023

Forest side, 16 September 2023

Setelah sekian lama, akhirnya I'm back from hibernate. Setelah didiagnosa PTSD Di awal tahun 2020, sekarang saya harus menerima kenyataan pada akhirnya didiagnosa ADHD. Penyelesaian tesis pun akhirnya tertunda karena itu semua. Saya pun baru menyadari krn seolah saya tdk mengenal diri saya sendiri. Saya sangat anti takut, cenderung jauh lebih berani mengambil resiko. Saya pun sangat stres karena diri saya sendiri. Saya harus berjuang sendiri. Saya kehilangan fokus dan beberapa memori dimana saya harus berupaya sendiri untuk mengobati ini semua… beberapa kali saya memutuskan untuk mengakhiri diri, mulai dari menenggak semua obat tidur sampai melukai diri sendiri. Lelah berkepanjangan dan harus sendirian dalam pergumulan. Saya juga harus menghindari untuk tidak menghubungi anak2 karena amarah saya yg sangat tak terkendali. Dalam : bbrp kontemplasi saya sangat membenci diri saya untuk hal ini, karena saya secara sadar atau tidak sadar melukai anak2 saya dan merasakan apa yg bertahun2 saya rasakan. Konseling demi konseling, konflik demi konflik, saya lelah. Saya sangat kehilangan arah… yang selalu saya pertanyakan adalah mengapa semua orang yg saya investasikan kepercayaan dan harapan, mampu membuat saya berada di titik kehancuran. Menghancurkan kepercayaan diri dan semua harapan yg pernah dipupuk… memaksakan kehendaknya dan tidak mengakomodasi kemarahan dan kekecewaan saya. Mereka semua tertawa ditengah kepurukan saya dan tidak berusaha menarik, mendekat, memeluk dan menggenggam saya. 

Saya tahu Allah selalu adil bahwa banyak orang yg memotivasi saya berdiri hadir namun itu tak mampu mendongakkan kepala dan kepercayaan diri saya. Anak2, suami yg adalah nafas saya selama ini seolah berhenti dan mendoktrin seolah ini adalah kesalahan saya tanpa merangkul, memberikan ruang untuk semua kesedihan, ketidakpercayaan diri dan kemarahan saya…. Hanya berfikir menyelamatkan diri dan berlari jauh dari saya. Fokus pada cita2 mereka sendiri ketika saya memimpikan semua komitmen yg dibuat dan dijanjikan terwujud kembali. Komitmen yg saat itu adalah penguat perjuangan saya sendirian dalam pengorbanan. Mereka tidak membiarkan saya hidup dengan harapan2 yg selama ini saya pupuk tapi hanya menaksakan semua kehendak2 mereka pada saya. Rasanya sangat tdk adil. 

Saya dipaksa untuk memilih jalan diri saya sendiri mencari kebahagiaan, brrjalan menjauh dan menatap masa depan saya ketika mereka berusaha melepaskan dan melupakan saya dlm alur hidup…. Mereka lupa bagaimana membuat saya bahagia dan membantu mengembalikan kepercayaan diri saya. 

Saya gagal sebagai seutuhnya seorang wanita. 

Saya adalah saya… yg harus belajar mengutamakan kebahagiaan sendiri sebelum kebahagiaan orang lain



Feni





Minggu, 15 Januari 2023

New love New hurt

 Southampton, 15 January 2023


When people always encouraged me that divorce is not an end of world, making me so sure,  my life is actually falling apart. My distrust mastered my self and growing fast. 

Ga salah saya kan, pada akhirnya hati saya jadi NUMB begitu saja. Saya sudah tidak tahu lagi arti sebuah tangisan atau tawa. Saya sudah tidak tahu lagi cinta yg saya rasa selama ini, itu adalah apa... 

saya tidak lagi bisa mengenal diri saya sendiri, sampai datang lelaki itu. Saya jatuh cinta lagi dengan darah yang masih belum terbasuh akibat penderitaan drama selama ini yang saya rasakan. 

Tahun pertama saya mengira itu adalah rebound... tapi ketika saya dalam tahap konseling, saya tahu lelaki ini sudah dapat tempat dan mengambil alih untuk sedikit mengobati luka hati. Entahlah... dia berbeda... sangat berbeda... walaupun secara logika saya selalu mengingatkan diri saya bahwa mungkin yang saya lihat akan berbeda dengan yang saya rasakan. Rasa tertipu akan tiba-tiba datang atau bahwa laki-laki ini adalah bajingan lainnya!... tapi tidak... setelah hampir 2 tahun... saya masih jatuh hati. saya masih berkomunikasi walaupun ada bara terkadang dalam komunikasi. 

yaaaa.. saya tahu, tidak mudah bagi saya untuk memutuskan semua nya... ke depan. Mungkin itu keraguan terbesarnya. saya sangat sepakat. sepakat bahwa Mencintai tidak harus memiliki. dia sudah dapat tempat di hati, dan saya tahu itu akan jauh lebih sulit. Dia yang selalu me-encourage saya bahwa saya ibu yang hebat, saya punya hati yang besar dsb... bukan... bukan pujian untuk bisa medapatkan saya... tapi itu terucap setelah berbulan-bulan bahkan hitungan kami saling mengenal. 

Dia berhasil meyakinkan saya bahwa cinta itu bisa terganti, cinta itu tulus tidak dengan harapan apa-apa. kami sepakat, kami takut untuk menua sendiri... kami sepakat bahwa kami akan melibatkan Allah untuk menakdirkan kami suatu hari entah dalam keadaan apa dan dimana. 

For Him, MEl-M

Senin, 16 Agustus 2021

Roller coaster PhD and Life Journey

Sudah hampir 2 tahun ga posting apapun di blog sendiri. Ini dokumentasi kehidupan saya.. tulisan kehidupan yang saya jalani dan alami.
Semakin tua yang pasti. Umur di tahun ini adalah 37. Begitu banyak cerita setelah tiga tahun berada di negeri orang dengan emosi yang up and down, mengelola iman, rasa dan emosi yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata...

Tidak Ikhlas... Ini adalah masalah saya. Saya kurang ikhlas melepas anak-anak tanpa asuhan saya, melewatkan momen tiap harinya, melihat rekahan senyum mereka saat saya apresiasi, melihat tangisan mereka saat saya marahi pastinya karena ada salah. Saya sadar betul, saya adalah Ibu, Ibu yang tidak bisa jauh dari anak. Tanpa mereka secara langsung di depan mata, membuat emosi saya tidak stabil. Begitu juga pikiran-pikiran saya.

What a pity of me.

Ya Allah...kalau boleh menimbang dan memutuskan. Ini adalah ujian hidup saya yang paling berat :( . Saya tahu semua orang akan berkata: `'bersyukur!" ... betul. saya tidak akan me-encounter itu. saya masih terus belajar untuk tetap menjadi dewasa. saya memang tidak terlihat seperti seorang wanita yang berumur 37 tahun. penampilan, raut wajah dan attitudenya lah membuat kita menjadi begitu original. Tapi percayalah. beban hidup berbanding lurus dengan angka pada umur saya. TUA dan sangat COMPLICATED. 


Saya mengalami pukulan paling besar dalam hidup dan harus melepaskan apa yang telah saya dan anak-anak bangun. ketamakan dan nafsu seseorang menghancurkan segalanya dengan memanfaatkan segala kelemahan saya sebagai wanita, istri dan ibu. tidak ada lagi status sebagai ISTRI. saya adalah IBU mandiri atau dipaksa menjadi mandiri. saya dipaksa menjadi seorang IBU mandiri dan dipaksa melawan ketakutan saya sendiri sejak lama. be a divorcee...

Apakah saya menginginkan itu semua? tidak... saya sangat tidak menginginkan itu semua karenanya saya mmpertahankan 15 tahun pernikahan walaupun 9 tahun terakhir kepercayaan dan ketakutan saya dimanfaatkan oleh ayah anak-anak saya pada saya, ibu dari anak-anaknya. Hingga Talak 1 itu terucap darinya demi menutupi identitas si wanita bersuami berkedok cadar. what a shame. 

Mungkin bukan perselingkuhannya yang membuat saya marah atau kecewa. tapi, rendahnya saya diperlakukan atau dibandingkan dengan perempuan yang tidak mengenal arti pengorbanan seorang istri dan pengabdian seorang istri pada suaminya. Bagi saya, itu adalah pelecehan sesungguhnya secara seksual. Saya yang berada dibelakangnya menyokong dan mendukung apapun yang ingin ia dapatkan dan raih, termasuk cita-cita dalam karirnya menjadi seorang Dokter Spesialis Orthopaedi. Ketika titel menjadi tujuan hidupnya, maka saya tidak sedikitpun muncul dalam benak menujukan PhD dalam sematan bersama nama saya. saya lebih bangga bisa mengantarkan anak-anak saya ke sekolah, menjadi guru biasa yang mungkin hanya dibayar 1 atau 2 juta sebagai aktualisasi diri saja. 

Tapi, terkadang hidup penuh dengan sejuta kejutan bukan? begitupun infidelity PTSD sebagai diagnosa yang saya sandang walaupun mati-matian saya denial, namun tubuh dan fikiran saya tidak bisa menafikkan ketika short of breath, shaking dan panic attack coming into me. 

sudah lah... saya intinya ingin bercerita bahwa PhD life saya sangat teramat roller coaster. 

tidak hanya ilmu di bidang saya tapi juga ilmu kehidupan, perih, pahit dan getir harus saya lalui. kalau mantan mertua saya... saya lebay... baiklah. terima kasih atas supportnya bahwa saya lebay menutupi aib 9 tahun lamanya demi mengedepankan keagungan anak kesayangnnya yang dia masih tidak percayai selama ini dan tetap seolah menyalahkan saya... karena saya memanjakannya, saya terlalu begini dan begitu. ahhh sudahlah... saya lelah dengan semua judgment orang-orang layak TUHAN. dengan hinaan nya tertuju ke saya. saya menangis dan teriak ternyata masih belum usai di hati saya... saya berdoa, bersimpuh dan bersujud juga masih ada disana... kekecewaan dan kemarahan... apalagi melihat anak-anak saya tumbuh kembang menjadi perlahan anak-anak yang membuat saya malu berkaca ... saya hanya mengira-ngira... tidakkah dia malu sebagai AYAH. bahwa dia sudah menodai nilai-nilai yang saya tanmkan dan dia sepakati sebagai kepala rumah tangga... saya hanya membayangkan... apa yang akan dikatakannya pada calon menantu anak perempuannya suatu hari nanti... lalu, akankah ia marah pada menantu laki-lakinya ketika anak perempuan nya diperlakukan sebagaimana dia memperlakukan ibu anak-anaknya... 

saya hanya makhluk sangat tidak sempurna, penuh kebodohan dan maafkan saya... atas semua yang saya lakukan dan ucapkan. 



with sincerely love, 

Feni

P.s: wish me luck with my PhD study and decide a correct person to be my next father of my children and my lifetime friend and partner in crime ^_* . Dunya is just a transit, isn't it? 

Sabtu, 23 Juni 2018

New Journey

Again... I neglected this blog. I am sorry  *hufhhh... #blowingthedust

Where am I? 

Setelah settle dengan hati dan hal lainnya, dapat beasiswa, urusan kerjaan, mindahin anak-anak ke asuhan bapaknya dan selesai dapat visa... akhirnya memutuskan berangkat ke UK directly to Southampton untuk menempuh studi PhD di University of Southampton pada tanggal 29 April 2018. Tiba disana, dijemput oleh teman dari Indo yang ternyata orang malang dan couple dari Indo yang ternyata istrinya juga dapat beasiswa IDB dengan skema pusat (pada akhirnya baru tahu bahwa ada dua skema untuk dapat beasiswa IDB, skema pusat dimana kamu apply langsung kirim lamaran ke Kemenkeu dan mereka seleksi lalu diseleksi di Jeddah selanjutnya komunikasi directly sama pihak IDB di Jeddah; another one is skema universitas-IDB. Baru tahu juga, bahwa itu semacam pinjaman dan saya ga tahu persis bagaimana pelunasannya, yang jelas teman saya satu flat saat ini yang dapat skema IDB seperti itu, beliau tidak pernah directly kontak sama Mr. Kadkadi, very kind person yang selalu cepat tanggap jawab email saat tanyain beasiswa kok belum masuk *cry* hhuhuhuhuhu.... 

Kesan pertama saat datang ke UK dan sambutan oarang-orang, senang sekaligus excited.. I was  gonna making a friend, new friends :). teman satu flat baik sekali mengarahkan saya untuk melakukan hal-hal pertama kali yang saya lakukan... For your information, yang saya kira ini adalah informasi sangat penting diketahui saat kamu tiba pertama kali di UK adalah:
1. Baca dimana kamu waktu itu menuliskan tempat pengambilan BRP kamu. ini adalah Biometric Residence Permit (BRP). Skema visa sekarang, kamu ga akan nemu berapa lamu visa kamu berlaku di passpor kamu, tapi info itu adanya di residence permit ID card yang akan kamu dapatkan saat kamu ambil BRP kamu. Sistemnya ini sepertinya baru dan saya duga orang airport sepertinya juga kurang banyak tahu karena beberapa kali, di Singapore dan France-karena saya transit di dua negara ini sebelum terbang langsung ke Southampton- saya selalu diperiksa agak lama dari passenger lain. saya ditanya jg, mau ngapain ke UK, saya bilang study, tapi mereka heran karena disitu tertulis visa saya hanya berlaku 3 bulan saja. Mereka kerap meminta saya untuk menunjukkan bahwa iya betul adanya saya akan study disana. Saya membawa surat keterangan pengambilan BRP yang disana akan menyebutkan kamu akan mengambil residence permit dan menjelaskan jenis visa yang kamu ambil. General Tier 4 Student Visa UK. Surat itu akan memudahkan kamu saat pemeriksaan walaupun akan take your time a little bit longer than any passengers. 

2. Go to confirm your IHS (Immigration Health Surcharges)... Duuh karena saya ambil PhD program dan akan tinggal selama 4 tahun ke depan di UK, saya harus membayar agak mahal untuk ini :( .... ini jaminan kesehatan kamu. dan kamu akan dikasih no NHS (National Health Service) untuk kamu pakai saat kamu sakit, berobat jalan atau rawat inap. yah, semacam BPJS. ga repot sih, cuma pegel aja... karena kamu harus nulis form berlembar-lembar. O iya, make sure kamu dah punya tempat tinggal ya.. krn No NHS nya dikirim via pos sekitar 3 weeks after you fill in the form and confirm your IHS. 

3. Karena saya WNI yang baik, saya harus melapor ke KBRI. jadi kamu lapor via online di: https://indonesianembassy.org.uk/ 

4. Melapor ke student service center kampus untuk konfirmasi kedatangan kamu. Sekaligus urus student ID yang kamu bisa pakai untuk akses library dan bbrp building yang akan jadi main akses kamu. 
Melapor juga ke supervisor ya, dan dia akan mengantarkan kamu ke ruangan administrasi yang akan mengurus segala sesuatu untuk keperluan studi kamu, kayak laptop / desktop untuk support kerja kamu, office / desk kamu... 

5. Kalau kamu seorang penerima beasiswa, maka buat akun bank UK as soon as possible. kenapa? karena akan makan waktu sekitar satu minggu untuk finalisasi sampai oke.. kamu punya akun. ATM soalnya akan dikirim melalui post beserta pin-pin nya. saran: kalau udh terima surat dengan pin nya langsung ubah sesuai konfigurasi number kesukaan kamu (usually 4 digit).

That's it... Dan sekarang dah hampir dua bulan tinggal disini. Alhamdulillah baru ngunjungi oxford dan London sejauh ini. Target nanti mau keliling UK n Europe ma tante... hahahaha... *kalourusanrisetberjalandenganbaik* Amiiinn... 

Melow banget karena sedih pisahan ma anak suami dan hanya bisa mencium HP untuk ngobati nyium mereka semua. tapi ga bisa meluk. hiiikkksss... 

Untuk distract kekangenan ini, I do many things: make friends as many as possible. alhamdulillah punya super best friend dari Sudan. punya karakter little bit same. hahahaha... jadi enak diajak curhat ttg riset dan jalan-jalan. Perfect!! ; Lalu, baca banyak paper (sampe bingung bagaimana mau nulis semua) ; Kerja (saya baru aja keterima kerjaan cleaning work di kampus, early morning dari jam 05.30-08.30, bayarannya lumayan £8.21 per hour dan kerjaannya kerjaan emak-emak ideal kebersihan kayak saya... wkwkwkwk), nah yang ini saya lakukan biar bisa mengumpulkan pundi-pundi uang utk bayar cicilan apartemen ... wkwkwkwkwk.. Du ileee... yang pasti agar suami dan anak-anak hidupnya terjamin di Indo, krna saat ini saya lah tulang punggung keluarga berhubung suami sedang kuliah, Cheers !!!! 

Anyway, saya senang melakukan semua ini karena saya menganggap saya adalah limited people yang Allah pilih, husnudzon nya begitu... karena dengan begitu saya bisa menangkis semua anggapan negatif orang terhadap saya yang kerap kali meng-underestimate dan mencibir nyinyir... ah... acuhkan saja, they never put their foot in my shoe and they mean nothing to me ... wkwkwkwk... kayak filmnya my mister (korea drama lagiiiiii): "selama keluarga saya tidak tahu bagaimana saya diremehkan dan dijatuhkan oleh orang lain, dan kehidupan keluarga saya baik-baik saja... maka apapun yang saya alami, It's not a big deal..." Tapi, saya berharap suami, anak-anak, keluarga suami dan keluarga saya sendiri menghargai dan mendukung atas apa pun yang menjadi pilihan saya, karena saya juga tidak pernah memaksa hidup mereka harus seperti apa :))))))

Keep Happy, Feni. Allah always with you. Insha Allah, Ameeeen

Kamis, 25 Januari 2018

I will see the world, soon .... aahhh

I am sorry for neglecting this blog since my last updates. There are so many happy and sad news and progress for my family and my work life. I enjoy everything I have but still the ambition sometimes control me for flying as high as the sky, I have to put more effort to reach that.

In the beginning of June 2017, I attended a workshop to polish my ability in academic writing. Mega Yucel was the instructor. That was a collaborative project between IPSK deputy LIPI and University of Queensland, Australia. Even though I attended a writing class, no change happens in my writing score at IELTS test. Overall, I still got 6.0  huhuhuhu.... that's my third attempts at pursuing only 6.5  of overall IELTS score. I am so desperate... and never been thinking to try for the 4th occasion. it is expensive IELTS, since I have to pay about Rp 2,850,000 for once test :(  ... 
When I got the results in July, I was crying because my score did not show significant changes. still 6.0 for the overall score. When I came back to home, the children cheered me up. I am blessed by having them, 4 gorgeous children. and after that, I opened up the laptop and started searching universities which require only 6.0 for their English requirement. and start to enrol at Nottingham University. 
I remembered that it happened on the same day and time I got the IELTS result, an email from IDB officer came in my email. I was stated that I passed the first phase review for scholarship award and will through 2nd phase review with 9 other Indonesian candidates. waawww.. very amazing. This is very prestige scholarship from Jeddah,Saudi Arabia. They provide only 50 scholarships given to all IDB member countries, means 1 person for 1 country. 
what a big bless from Him... my Allah...

long story short, in October 12th, when I sent an application of DAAD scholarship (Germany scholarship) and I was in train station with my children, an email came in my email. it was an email from the IDB officer. the email stated that I passed and got the IDB scholarship.... OMG.... can you imagine it?.... Me.. this lowly person who always believe in Him... 
speechless, no words could I say but a prayer and gratitude to Him. my Saviour, ALLAH SWT.
since after, I am happy and the peak moment was my IELTS score ... Finally I got 7.0 for my overall score.

MASYA ALLAH
""Fabiayyi Ala irobbikuma Tukadzibaan "